(Suara Gratia)Cirebon – Hasil evaluasi angkutan lebaran 2013 yang dilaksanakan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi III (Daop) Cirebon, menunjukkan bahwa keterlambatan baik kedatangan maupun keberangkatan KA relatif kecil. Jumlah pelanggaran akibat penumpang KA tanpa tiket juga nyaris tidak ada. Selain tidak adanya gangguan operasional yang berarti, kejadian kriminalitas di KA seperti kasus pembiusan, kasus pencurian, atau penjambretan di wilayah Daop III Cirebon pun tidak terjadi. Namun, ada beberapa kejadian yang memilukan pada masa angkutan lebaran, yakni kasus pelemparan batu yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak bertanggungjawab. Selama masa angkutan lebaran, tejadi enam kasus pelemparan batu tarhadap kereta api yang melintas di Daop III Cirebon.
Kepala Daop III Cirebon Wawan Ariyanto mengatakan, kejadian ini mengakibatkan kerusakan kaca, dan menimbulkan korban luka. Salah satu diantaranya menimpa bayi dalam gendongan orang tuanya yang terkena serpihan kaca. “Dari beberapa temuan kami di lapangan. Pelemparan batu ini terkadang dilakukan oleh anak-anak yang sembrono dan iseng main lempar batu ke arah KA yang melintas. Mereka tidak menyadari bahwa, tumpuan batu yang dilempar ke arah KA yang melaju kencang dapat menimbulkan benturan keras yang sangat berbahaya”. Ia mengaku, untuk mengganti kaca yang pecah akibat terkena lemparan batu dibutuhkan biaya mencapai rarusan juta rupiah.
Sementara, Manager Humas Daop III Cirebon Eko Budiyanto menjelaskan, menyikapi hal ini PT Kai Daop III Cirebon tidak mentolerir adanya praktik vandalisme. Apabila terjadi kasus pelemparan batu terhadap KA akan diproses secara hukum dan dikategorikan sebagai sabotase. “Kalau yang melakukan pelemparan ini anak-anak kami akan menuntut orang tuanya untuk bertanggungjawab secara hukum. Untuk mengantisipasi kejadian ini, kami sudah bekerjasama dengan Polsek setempat dan juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar jalur rel KA”. Pihaknya berharap, semua unsur masyarakat turut ikut serta menyadarkan pihak yang tidak bertanggungjawab melempari KA atau kendaraan lainnya yang sedang melaju. Karena bisa jadi, yang naik KA atau kendaraan tersebut adalah kolega, sahabat, atau bahkan keluarga kita sendiri.(Frans C. Mokalu)