Meraih Berkat Melalui Cara Pandang Yang Benar

“Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus’ ”Lukas 23:43

Bacaan Firman Tuhan: Lukas 23:33-43

Yesus disalibkan di tempat yang bernama Tengkorak. Dalam bahasa Latin disebut Kalvari, kalau dalam bahasa Aram disebut Golgota. Bersama Yesus ada juga dua orang penjahat yang disalibkan, yaitu disebelah kiri dan di sebelah kanan Yesus. Kedua penjahat itu telah ikut menghujat Yesus bersama dengan banyak orang yang menonton penyaliban Yesus, yaitu imam-imam kepala, bersama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-ngolok Yesus. Perkataan yang mereka lontarkan pada Yesus, sungguh mengejek dan menghina.

Salah satu dari dua penjahat yang ikut disalibkan bersama dengan Yesus memperoleh berkat keselamatan dari Yesus. Banyak orang yang beranggapan bahwa berakhirlah sudah kehidupan Yesus di kayu salib itu. Yesus diangggap hina, dan tidak punya kuasa lagi. Namun salah satu dari penjahat itu memiliki cara pandang yang benar tentang penyaliban Yesus, sehingga ia memperoleh berkat anugerah keselamatan.

Seperti apakah cara pandang yang benar untuk meraih berkat yang Tuhan sediakan?

1. Tidak ikut arus yang salah

Pada awalnya penjahat ini mengikuti orang banyak, ikut menghujat Yesus (Matius 27:44). Ia kemudian mengubah cara pandangnya yang salah, dan menyadari adalah sebuah kekeliruan jika tidak memandang pada Yesus dan kuasa kebangkitanNya. Penjahat ini juga menyadari bahwa ia adalah orang jahat yang seharusnya tidak layak mendapat anugerah dari Tuhan. Penjahat ini tidak mau lagi ikut arus keadaan yang dilihatnya, seperti banyak orang, pemimpin-pemimpin menghujat Yesus dan prajurit-prajurit mengolok-ngolok Yesus. Ia mengubah pendiriannya. Penjahat itu mengubah cara pandangnya tentang Yesus. Penjahat itu mengalihkan perhatiannya dari Yesus yang menderita tersalib bersama dengannya, kepada Yesus yang akan menang dan akan datang sebagai Raja. Itulah alasan baginya untuk menghargai Yesus, dengan ucapannya kepada Yesus, : “Yesus, Ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”, dalam ayat 42.

Sekiranya ia belum merubah cara pandangnya itu, masih mempertahankan cara pandangnya yang lama tentang Yesus, sama seperti mereka yang menghujat Yesus, maka ia tentu tidak mungkin berkata demikian kepada Yesus. Tetapi penjahat itu melawan kenyataan tersebut, tidak ikut arus lagi, karena ia telah memiliki sebuah cara pandang yang benar tentang Yesus. Iapun berubah, yang tadinya ikut menghujat Yesus menjadi orang yang menghargai Yesus dan mengagungkanNya sebagai Raja. Penjahat itu kini lebih percaya pada kebenaran Yesus daripada kenyataan penderitaan yang sedang terjadi dialami oleh Yesus.

Barangkali dalam menghadapi persoalan kehidupan ini, kita sudah tak berdaya lagi, karena dikuasai oleh persoalan yang sulit, mungkin dalam masalah pekerjaan, ekonomi, keluarga, sakit penyakit, fitnah atau akibat dari kesalahan/dosa yang kita perbuat. Persoalan itu terasa begitu berat, rumit dan mungkin telah menyiksa bathin dan jiwa kita. Dalam keadaan seperti ini rasanya semuanya telah hancur, tidak ada orang yang menolong, tidak ada harapan lagi untuk perbaikan, kesembuhan atau pemulihan, selain pasrah pada masalah, dengan susah dan sedih hati.

Bila hal ini sedang dialami, ubahlah cara pandang itu karena hal ini akan membuat putus asa dan tawar hati serta menjadi lemah dan tak berdaya.

Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”, Amsal 23:10.
Masalah boleh ada, persoalan boleh datang bertubi-tubi tapi milikilah cara pandang yang benar, sebab dengan cara pandang yang benar kita akan tetap menjadi kuat. Jangan pasrah pada keadaan, jangan menyerah begitu saja, jangan setuju dengan keadaan yang merugikan dan menyakitkan itu, jangan hanyut ikut arus masalah itu, lakukan suatu hal yaitu melawan masalah itu dengan sebuah cara pandang baru yang benar, bahwa diatas segala persoalan yang sulit itu ada Yesus yang sanggup menolong dan memulihkan.

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”, Amsal 23:18.

Jangan pandangi masalah itu, yang dapat menekan dan menghimpit kita, sehingga ketika kita ikut larut di dalamnya maka membuat kita tidak berdaya dan menjadi lemah dan pasrah pada masalah. Alihkanlah perhatian kepada FirmanNya yang pasti digenapiNya bagi setiap orang percaya. Pandanglah kepada Yesus yang empunya segala kuasa itu. Ingatlah bahwa Allah yang kita sembah ialah Allah yang penuh kasih. Dia akan memberikan anugerahNya kepada setiap orang yang menaruh harapannya kepadaNya, dan penjahat itupun memperoleh berkat anugerah keselamatan dari Yesus.

2. Menanggalkan keegoisan dan mau bertobat

Awalnya penjahat itu telah ikut menghujat Yesus, namun kemudian ia tidak malu untuk mengemis belaskasihan dari Yesus, ia melawan kedagingannya, dengan menanggalkan keegoisannya. Ia tidak gengsi untuk meminta belaskasihan Yesus. Penjahat itu telah mengubah cara pandangnya tentang Yesus, bahwa Yesus tidak bersalah, Yesus adalah orang benar. Pada ayat 39 sampai 41, digambarkan di sana bahwa teman dari penjahat itu tetap menghujat Yesus, dengan meminta supaya mereka segera diselamatkan oleh Yesus yang disebut Mesias.

Teman penjahat ini sangat egois, ia menuntut Yesus supaya mereka dibebaskan. Teman penjahat ini mengeluh tentang hukumannya, itulah sikap orang yang tidak mau bertobat. Tetapi penjahat itu menegur temannya dan mengatakan bahwa mereka berdua sepantasnyalah menerima hukuman itu karena setimpal dengan perbuatan mereka. Yang tidak pantas adalah Yesus yang harus menerima hukuman yang sama dengan mereka, padahal Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah. Seperti yang dikatakan Pilatus kepada Imam-Imam kepala dan seluruh orang banyak itu: ”Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini”. (Lukas 23:4). Penjahat ini menyadari bahwa hukuman itu pantas dan layak ia terima, sebab itu ia tidak meminta pada Yesus supaya dibebaskan dari hukuman itu. Pertobatan adalah kemampuan untuk mengakui dosa dan menerima hukuman.

Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, oleh karena kesalahan ataupun dosa yang telah kita perbuat yang tanpa kita sadari. Kita merasa benar, oleh sebab itu kita seringkali menyalahkan orang lain, atau keadaan yang ada, bahkan ada yang menyalahkan Tuhan, mengganggap Tuhan tidak adil. Sekalipun kita benar dan Tuhan ijinkan masalah datang, hadapilah itu sebagai sebuah ujian, pasti ada maksud Tuhan yang baik bagi kita, supaya kita belajar tentang kebenaran Tuhan.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”, Roma 8:28.

Jika kita ditegur oleh Firman Allah, terimalah dengan hati yang terbuka, akui saja dihadapan Tuhan, sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Pakailah Firman Allah sebagai alat untuk menilai segala sesuatu, terutama untuk mengevaluasi diri kita. Jangan keras hati, lawanlah keegoisan, sikap yang membenarkan diri, dengan merendahkan diri dihadapan Tuhan dan mengakui kesalahan. Tuhan tidak pernah membiarkan celaka orang yang mau merendahkan diri dihadapanNya.

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”, 1 Yohanes 1:9.

Penjahat itu menyadari bahwa ia orang berdosa, dan ia juga menyadari bahwa Yesus itu orang benar, percaya bahwa Yesus akan datang sebagai Raja.

Dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”, Matius 23:12b.

Tatkala penjahat itu mau merendahkan dirinya dan meninggikan Yesus, maka Yesuspun mengangkatnya dengan memberikan anugerah keselamatan kepadanya.

Anugerah adalah pemberian Allah dengan cuma-cuma, gratis, yang diberikan pada orang yang tidak layak menerimanya. Hidup kita dihadapan Tuhan adalah anugerah. Jangan bertahan pada keadaan yang dapat merugikan, jangan egois. Sekalipun kita telah berbuat salah, keliru, atau berdosa, asalkan mau bertobat, berbalik dari jalan-jalan hidup yang lama, datang merendahkan diri dihadapan Tuhan, maka akan dipulihkan oleh Tuhan, dan percayalah mujizat dan pertolongan Tuhan akan diperoleh.

Mungkin rasa bersalah yang terus mengikuti, cara untuk menghilangkannya adalah dengan mengakui kesalahan itu dengan jujur dihadapan Tuhan. Pelanggaran yang belum diampuni akan mendatangkan jurang pemisah antara kita dengan Allah. Suatu pengakuan yang jujur adalah langkah untuk berdamai dengan Tuhan dan manusia, sebab yang Tuhan tuntut hanyalah, “Hanya akuilah kesalahanmu”, ( Yeremia 3: 13). Pengampunan dan kemurahan Allah tersedia bagi semua orang yang datang kepadaNya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Pemulihan selalu disediakan Tuhan.

Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi”, Amsal 28:13.

3. Tidak mengandalkan pikiran manusia

Akal sehat manusia bisa saja berkata “ Jika Yesus itu Tuhan, pasti Ia bisa selamatkan diriNya dari salib. Kenyataannya, Yesus tidak berdaya, dihina, disiksa, menderita dan disalibkan. Jelas, Ia bukan Tuhan, sebab Ia tidak berdaya, jadi mana mungkin aku menaruh kepercayaan kepadaNya?”. Itulah yang terjadi pada saat Yesus disalibkan, banyak orang beranggapan demikian, mengandalkan pikiran manusia, cara pandang mereka tentang Yesus adalah salah, sebab itu mereka menghujat Yesus. Yesus berkata: “Ya, Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, ayat 34a.  Jalan pikiran mereka bukanlah kebenaran.

Barangkali kita telah berdoa dan seolah-olah Tuhan tidak mampu menjawab doa-doa kita, Dia tidak dapat menolong kita, Dia tidak dapat mengerti keadaan kita, buktinya keadaan kita belum juga berubah. Cara pandang ini adalah salah. Penjahat itu tidak lagi mengandalkan pikiran manusia berdasarkan apa yang ia lihat sesuai kenyataan saat itu bahwa “Yesus tidak berdaya”. Penjahat itu tidak mau hanya melihat pada kenyataan Yesus yang disalibkan itu, tetapi ia melawan kenyataan itu dengan cara pandang yang benar yaitu melihat dengan hatinya yang beriman bahwa Yesus itu akan menang, yang akan datang sebagai Raja, penjahat itu mau melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata. Sebab itulah ia dengan berani dan percaya, berkata pada Yesus, agar Yesus kelak mengingat dirinya. Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”, ayat 43.

Luar biasa tanggapan dan jawaban Yesus kepadanya, yang ia minta adalah supaya Yesus mengingatnya kelak, tetapi yang ia peroleh adalah suatu berkat anugerah yang sungguh besar, yaitu ia memperoleh keselamatan. Allah melakukan bagi kita bukan saja  dari apa yang kita minta padanya melalui doa, tetapi Allah bahkan juga sanggup memberikan melebihi apa yang dapat kita pikirkan, dan doakan.

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Efesus 3:20.

Kenyataan yang kita hadapi boleh saja jalan yang buntu, sudah tidak ada harapan, atau pintu sudah tertutup, namun kita bisa melawannya dengan memiliki cara pandang benar, mengandalkan iman.

Jawab Yesus: “Katamu: Jika Engkau dapat ?  Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Markus 9:23.

Maksud dari pernyataan Yesus ini bukanlah segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, tetapi memerlukan iman yang sungguh-sungguh percaya akan pekerjaan Tuhan yang sempurna.  Kenyataan yang susah, buruk, dan mencemaskan selalu kelihatan oleh mata jasmanai kita. Kenyataan yang dilihat mata itu memang sulit untuk disangkal dan itu selalu mengkhawatirkan hati. Untuk menghadapi kenyataan ini adalah melawannya dengan cara pandang yang benar, yaitu menggunakan Firman Allah.

Masalah boleh ada untuk melatih diri kita agar dapat melihat yang tidak kelihatan dengan memakai kebenaran Firman Allah. Kenyataannya ialah semua orang menolak Yesus, dan menghujat Yesus yang disalibkan. Penjahat itu mau melawan kenyataan yang dilihatnya, dengan cara pandangnya yang benar, ia tidak ikut arus lagi, ia menanggalkan keegoisannya dan bertobat, serta tidak mengandalkan pikiran manusia. Penjahat itu tidak lagi mau dikuasai oleh keadaan yang lihat oleh matanya, ia melawan kenyataan itu, percaya pada Yesus yang disalibkan itu adalah sebagai orang benar dan akan menang, kemudian datang sebagai Raja. Karena itu, iapun memperoleh kehidupan yang kekal, yaitu berkat keselamatan dari Yesus.

Kita akan berhasil ketika kita mau melawan kenyataan hidup yang pahit dan sulit itu, dengan cara pandang yang benar sesuai kebenaran Firman Allah. Kita harus terus belajar untuk menilai segala sesuatu dengan cara pandang yang benar, supaya kita dapat menerima berkat Tuhan. Percaya saja pada kemampuan Allah yang sanggup untuk menolong kita, maka kita pasti menerima berkat dan mujizatNya yang tidak terbatas itu. Tuhan memberkati saudara.

Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” Wahyu 1:3.

pelitahidup.com

Iklan

Pelancar Komunikasi

Salah satu masalah yang kerap muncul dalam pernikahan adalah masalah komunikasi.  Oleh karena kita dibesarkan dalam latar belakang yang berbeda, sering kali kita menemui kendala dalam berkomunikasi dengan pasangan.

Berikut akan dipaparkan beberapa saran yang dapat menolong kita berkomunikasi.

Kebutuhan di Balik Komunikasi

Kita mesti menyadari bahwa kebanyakan pembicaraan yang terjadi dalam pernikahan berkisar seputar tema tertentu.  Kendati beragam namun sesungguhnya tema yang umumnya melahirkan topik pembicaraan dalam pernikahan hanyalah dua, satu berkaitan dengan suami dan satunya lagi berkaitan dengan istri.  Pada dasarnya tema yang berhubungan dengan suami adalah KETERTIBAN sedang tema yang berkenaan dengan istri adalah KEPASTIAN.

Suami menginginkan agar segalanya berjalan dengan tertib alias tertata dan dapat dikendalikan. Pria berusaha untuk memegang kendali atau menguasai keadaan sebab hanya dalam kondisi ini ia dapat hidup lega dalam ketertiban.  Bila ia tidak mendapatkannya, ia mudah terjebak ke dalam perilaku dominan dan bahkan, kasar alias memaksakan kehendak.

Istri menginginkan kepastian dan keinginan ini lahir dari kebutuhan akan rasa aman. Bila tidak diperolehnya, istri cenderung mengeluh dan menuntut, supaya kecemasannya berkurang.  Tidak heran, dalam kebanyakan kasus, istri lebih mudah cemas dibandingkan dengan suami.

Sekali lagi, walaupun topik pembicaraan bervariasi, namun kalau kita telusuri dengan saksama, kita akan dapat menemukan dua tema umum ini.  Berdasarkan pemahaman ini, sebetulnya dalam berkomunikasi, penting bagi kita untuk menyadari kebutuhan mendasar ini dan memenuhinya.  Kadang kita meributkan banyak hal di permukaan, padahal yang memunculkan semua ini adalah kebutuhan akan ketertiban dan kepastian.

Jadi, kalau suami sadar bahwa yang dibutuhkan istri adalah kepastian yang dapat menciptakan rasa aman, sedapatnyaberikanlah itu.  Gunakan kata-kata yang menyejukkan dan sajikan informasi yang membuat istri tenang.  Sebaliknya, istri pun sebaiknya memberi kesempatan kepada suami untuk berpikir tenang dan memutuskan persoalan.  Beri bantuan namun sedapatnya berikan ruang yang cukup kepada suami agar ia tidak terganggu.  Usahakan untuk tidak membantahnya sebaliknya dengan tenang dan sabar, ajak suami untuk melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.

       Ketakutan dalam Berkomunikasi

Setidaknya ada dua hal yang menciptakan rasa takut dalam berkomunikasi.  Pertama adalah TAKUT TIDAK DIMENGERTI.  Banyak kali kita tidak berkomunikasi karena kita takut bahwa pasangan tidak akan mengerti apa yang akan disampaikan.  Jadi, daripada mengatakannya dan tidak dimengerti, akhirnya kita memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa.

Itu sebabnya kita mesti memersiapkan pasangan sebaik-baiknya agar dapat mengerti apa yang ingin kita sampaikan.  Misalnya, kita harus memerhatikan penggunaaan kata yang tepat sebab kata yang tidak tepat dapat mengaburkan makna atau bahkan memancing reaksi keliru.  Kita pun harus memerhatikan kadar emosi sebab kadar emosi berlebihan dapat membuat pasangan mundur teratur sebelum sempat mendengarkan perkataan kita.

Kedua adalah RASA TAKUT TIDAK DIHIRAUKAN.  Sering kali hal ini terjadi dalam pernikahan.  Kita berbicara dengan serius namun pasangan tidak memerhatikan kita.  Matanya tidak tertuju pada kita, dan reaksinya juga sepotong-potong.  Akhirnya kita merasa percuma mengungkapkan isi hati kepadanya.  Inilah yang akhirnya membuat kita enggan berkomunikasi dengannya kembali.

Tidak selalu mudah untuk kita berkomunikasi, terutama bila yang ingin disampaikan adalah hal yang bersifat pribadi.  Itu sebabnya kita mengharapkan tanggapan yang sepadan.  Ketika pasangan tidak memberikan tanggapan yang menggembirakan, keinginan berkomunikasi surut.  Akhirnya kita makin tidak berkeinginan berkomunikasi.

       Membangun Komunikasi 

Komunikasi dibangun bukan saja di atas keinginan, tetapi juga keterampilan untuk berkomunikasi.  Jadi, tidak cukup memiliki keinginan untuk berkomunikasi, kita pun mesti memiliki keterampilan yang mendukung sebab tanpa keterampilan, komunikasi cenderung kandas.

Berikut akan dipaparkan beberapa keterampilan praktis untuk membangun komunikasi.

PERTAMA, KITA MESTI MENCIPTAKAN SUASANA DALAM PERNIKAHAN YANG SELALU MENYEMANGATI TERJADINYA KOMUNIKASI.
Dengan kata lain, bukan saja kita harus menyepakati bahwa komunikasi penting, kita pun harus mengambil langkah konkret untuk menyuburkan terjadinya komunikasi.   Nah, untuk menyuburkan komunikasi kita harus mendorong terjadinya keterbukaan dan kebebasan untuk mengutarakan isi hati.

KEDUA, KITA HARUS MENYUBURKAN TERJADINYA KOMUNIKASI YANG SEHAT DAN KOMUNIKASI YANG SEHAT ADALAH KOMUNIKASI DUA ARAH.
Nah, agar terjadi komunikasi dua arah, kita harus bersedia melakukan dua hal: berbicara dan mendengarkan.  Berbicara kepada pasangan mesti dilakukan dalam bingkai respek.  Kita tidak bisa berharap dan menuntut pasangan untuk mendengarkan bila kita mengutarakan isi hati tanpa rasa hormat terhadap perasaannya.   Jangan beranggapan bahwa oleh karena ia adalah suami atau istri, maka seharusnyalah ia menerima dan mengerti kita.  Ingat, pernikahan tidak memberi kita alasan untuk berbuat semaunya !  Jadi, sebelum mengatakan apa-apa, cobalah tempatkan diri pada posisinya terlebih dahulu.  Mungkin ini akan dapat menolong kita menyeleksi kata dengan lebih tepat.  Juga, jangan lupa untuk bertanya pendapat pasangan dan memberinya kesempatan untuk memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan. Jangan sampai kita mendominasi percakapan.  Setelah mengutarakan satu poin, berhentilah dan biarkan pasangan memberi tanggapan.  Bukan saja berbicara, kita harus mendengarkan pasangan agar tercipta komunikasi dua arah.  Jadi, putarlah tubuh menghadapi pasangan, arahkan kepala dan mata kepadanya, serta lihatlah wajahnya.  Berikanlah konfirmasi dan reaksi lainnya lewat mimik wajah dan tanggapan singkat.  Bahasa tubuh yang seperti ini membuatnya tahu bahwa kita tengah mendengarkannya. Secara berkala kita pun mesti memberikan tanggapan yang mengintisarikan apa yang dikatakannya agar ia tahu bahwa bukan saja kita mendengarkan, kita pun memahami dengan jelas apa yang disampaikannya.

Hal ini penting, terutama untuk mencegah kesalahpahaman.  Kadang kita berasumsi bahwa kita mengerti jelas apa yang dikatakannya, namun ternyata kita keliru menafsirkan perkataannya.  Selain dari intisari, kita pun dapat mengajukan pertanyaan untuk memperjelas apa yang disampaikannya.  Semua ini membuat pasangan tahu bahwa kita mendengarkan dan mengerti apa yang disampaikannya.

Satu hal lagi yang penting dilakukan adalah, sedapatnya tahanlah pencetusan opini, reaksi negatif dan tanggapan menghakimi.  Ingat, pasangan mesti tahu bahwa kita telah mendengarkan dan mengerti apa yang disampaikannya.  Bila kita cepat memberi jawaban dan opini, apalagi kata-kata penghakiman, mungkin ia akan merasa bahwa kita tidak tertarik untuk mendengarkannya.  Atau, bahwa kita merasa diri benar dan tidak terbuka untuk melihat kekurangan pribadi.

TERAKHIR, KITA HARUS JELAS DAN TERBUKA DENGAN MOTIVASI DAN PERASAAN YANG MELATARBELAKANGI UCAPAN KITA.
Kadang dengan sengaja kita menyamarkan motif dan perasaan sesungguhnya yang mencetuskan perkataan kita karena kita tidak ingin mengakui bahwa sebenarnya itulah yang kita rasakan atau inginkan.  Masalahnya adalah, percakapan seperti ini rawan menciptakan kesalahpahaman.  Bila pasangan tidak yakin dengan motif dan perasaan kita, besar kemungkinan ia akan menduga-duga.  Jika ini yang terjadi, bukan saja akan mudah terjadi kesalahpahaman, ia pun mungkin akan menuduh bahwa kita telah berbuat tidak jujur.  Sudah tentu ini akan merusakkan komunikasi.

Motif dan perasaan yang dikemukakan juga berkhasiat untuk menciptakan keintiman.  Komunikasi yang hampa motif dan perasaan, tidak akan lebih dari penyampaian berita.  Komunikasi bukan hanya tentang penyampaian berita; komunikasi adalah juga tentang penyatuan dua pribadi lewat apa yang disampaikan kepada satu sama lain

.

Firman Tuhan di Efesus 4:29 menasihati kita untuk saling membangun, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.”   Dan, salah satu cara membangun adalah lewat komunikasi.  Di tangan Tuhan kita adalah sarana semata untuk membangun satu sama lain menjadi pribadi yang dikehendaki-Nya.

sumber : telaga.org

Badai Cinta Bagi Indonesia

Komunitas Cinta Anak Bangsa Kota Cirebon membagikan “Permen Cinta” kepada pengunjung Grage Mall Cirebon pada tanggal 12 Februari 2012. Gerakan ini mendorong kepada setiap masyarakat untuk berbuat 3 kebaikan setiap hari kepada siapa saja dengan cara yang paling sederhana. Kegiatan ini direspon positif oleh pengunjung Grage Mall Cirebon.

Kisah Carlos

  Bacaan: Kejadian 49:22-26

Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya… – Pengkhotbah 7:8

Kisah sukses Carlos Arboleya akan sangat menginspirasi kita. Tahun 1960 Carlos menjabat posisi yang cukup tinggi di salah satu bank terbesar di Kuba. Perubahan besar terjadi ketika rezim komunis Fidel Castro menasionalisasi semua bank swasta. Carlos bersama isteri dan ketiga orang anaknya yang masih kecil meninggalkan Kuba menuju Amerika hanya dengan membawa 42 dolar. Dia tidak memiliki pekerjaan dan tidak kenal dengan siapapun juga.

Pekerjaan pertama yang ia dapatkan adalah sebagai juru tulis di bagian inventaris sebuah pabrik sepatu. Meski mendapat bagian yang remeh, Carlos bekerja tanpa lelah dan menunjukkan kualitas kerja yang luar biasa. 16 bulan kemudian ia menjadi manajer. Dalam waktu singkat ia direkrut oleh sebuah bank yang menjadi mitra bisnis pabrik sepatu tersebut. Selanjutnya kita kini mengenal Carlos Arboleya menjadi salah seorang bankir paling sukses di Amerika. *

Dari juru tulis rendahan sampai menjadi bankir sukses. Itulah kisah seorang pengungsi yang positif. Tempat kita memulai tidak penting. Tempat yang kita tuju, itulah yang penting. Banyak tokoh Alkitab yang sukses juga memulai dari tempat yang tidak penting. Yusuf memulainya dari penjara dan perbudakan. Daud memulainya dari seorang gembala. Murid-murid Yesus memulainya dari nelayan sederhana. Namun tempat yang berhasil mereka tuju adalah luar biasa! Apa kuncinya? Penyertaan Tuhan dan hiduplah di dalam kebenaran!

Jika kita melibatkan Tuhan senantiasa di dalam hidup kita. Jika kita hidup di dalam ketaatan penuh akan Firman-Nya. Jika kita bekerja dan berusaha dengan cara-cara yang benar. Jika kita menunjukkan kualitas kerja yang luar biasa : rajin, tekun, ulet, penuh semangat, setia, berdedikasi, jujur, bisa dipercaya, memiliki kompetensi, mau berkembang, dsb. maka kita pasti akan sampai ke tempat yang kita akan tuju. Sekali lagi, yang penting bukanlah bagaimana kita mengawali, tapi bagaimana kita mengakhirinya.

Tempat kita memulai tidak penting. Tempat yang kita tuju, itulah yang penting.

 

Artikel Rohani ini diambil dari Renungan Harian Spirit

The Window

foto : reverseshot.com

Bacaan: I Tesalonika 5:16-18

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus .. – I Tes 5:18

Mungkin Anda pernah membaca kisah singkat yang ditulis oleh G.W. Target yang berjudul “The Window”. Ini kisah tentang dua orang pasien di sebuah kamar rumah sakit yang sempit. Seorang pasien berada di sudut ruangan sehingga ia tidak bisa melihat apa-apa, sementara pasien yang satunya lagi berada di dekat jendela yang terbuka. Pasien yang berbaring di dekat jendela ini selalu men- ceritakan hal-hal indah yang dilihatnya. Ia menceritakan tentang sebuah danau kecil yang dilihatnya. Ia menceritakan indahnya bunga yang berwarna-warni mengelilingi pohon ek yang kokoh. Siang malam ia selalu menceritakan hal-hal indah yang dapat dilihatnya kepada temannya yang berada di sudut ruangan itu.

Tak lama kemudian, pasien yang berbaring di dekat jendela ini meninggal karena kronisnya penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Segera sesudah itu, pasien yang berada di sudut ruangan meminta kepada petugas rumah sakit untuk pindah di ranjang bekas pasien yang meninggal itu dengan harapan akan melihat semua hal indah seperti yang diceritakan kepadanya selama ini. Dengan jantung berdegup kencang membayangkan apa yang akan dilihatnya pasien itu perlahan-lahan mengarahkan pandangannya ke jendela itu. Lalu, apa yang dilihatnya? Tak lain hanyalah sebuah tembok kosong!

Lewat cerita populer ini, apakah Anda bisa memetik sebuah pelajaran rohani? Sikap dan cara pandang yang positif! Sejujurnya, sikap ini menjadi sangat langka di jaman ini. Kebanyakan orang akan bereaksi seperti yang dilihatnya. Jika kita hanya melihat tembok kosong, tentu kita akan menjadi bosan dan mengeluh. Jika kita melihat masalah, tentu kita akan menjadi sedih. Jika kita menerima perlakuan yang tidak adil, sangatlah wajar jika kita menjadi marah dan dipenuhi dengan kebencian. Sebenarnya, hidup akan menjadi lebih berat untuk dijalani di saat kita lebih banyak memfokuskan diri kepada hal-hal negatif yang terjadi di sekeliling kita daripada kita mencoba mengarahkan diri kepada iman yang positif.

Apakah hari ini kita sedang berbaring di dekat jendela dengan tembok yang kosong? Meski malam membuat langit menjadi gelap, kita tetap saja bisa melihat indahnya kemilau bintang di malam hari. Dalam situasi yang paling negatif sekalipun, masih ada sisi-sisi positif yang bisa kita syukuri.

Sebuah masalah tidak akan pernah menjadi masalah selama kita melihatnya dengan sudut pandang positif.

 

» Renungan ini diambil dari Renungan Harian Spirit

Yang Paling Sering Bikin Jerawat

Selain faktor kebersihan, stres dan hormon, makanan yang tidak sehat paling sering menjadi penyebab munculnya jerawat. Dari sekian banyak makanan penyebab jerawat, ada yang paling sering menjadi biang keladi. Apa saja?

Jerawat terbentuk ketika folikel di bawah kulit tersumbat. Kebanyakan jerawat terbentuk pada wajah, leher, punggung, dada dan bahu. Jerawat dapat muncul pada kulit siapa pun, tetapi paling sering muncul pada kulit remaja dan dewasa muda.

Berikut beberapa makanan yang paling sering menjadi pemicu munculnya jerawat, seperti dilansir focusacne, Minggu (1/4/2012):

Makanan yang digoreng

Jenis minyak yang Anda konsumsi setiap hari memiliki dampak besar pada kesehatan kulit. Jika mengonsumsi lemak minyak tidak sehat secara teratur, tubuh akan dipaksa untuk menggunakannya untuk membentuk sel kulit baru. Sel-sel kulit tidak akan berfungsi dengan baik. Akhirnya, jerawat dan penyakit kulit lainnya dapat terwujud.

 

Jenis makanan gorengan yang paling sering menyebabkan jerawat antara lain:
1. Kentang goreng
2. Donat
3. Ayam goreng
4. Makanan China cepat saji
5. Mozzarella Sticks

Makanan tinggi gula

Tahukah Anda bahwa gula adalah racun bagi tubuh dan secara langsung atau tidak langsung dapat menyebabkan jerawat. Gula dapat menekan sistem kekebalan tubuh dan berdampak pada penurunan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri, yang merupakan salah satu penyebab jerawat.

Gula juga mmengganggu penyerapan kalsium dan magnesium, yang merupakan mineral penting untuk kulit yang optimal. Selain itu, gula menyebabkan hilangnya elastisitas jaringan dan fungsi.

Makanan tinggi gula penyebab jerawat adalah:
1. Permen
2. Soda
3. Es krim
4. Coklat
5. Biskuit
6. Sereal

Makanan tinggi karbohidrat

Karbohidrat yang paling penting adalah glukosa, gula sederhana (monosakarida) yang dimetabolisme oleh hampir semua organisme. Semua karbohidrat akhirnya diubah menjadi glukosa, yang kemudian diubah menjadi glikogen untuk penyimpanan dalam tubuh.

Yang penting untuk disadari adalah tubuh manusia membutuhkan hanya sejumlah tertentu dari glukosa agar berfungsi dengan baik. Ketika Anda makan karbohidrat lebih dari yang tubuh butuhkan, maka masalah kesehatan seperti diabetes dan jerawat dapat terwujud.

Berikut makanan tinggi karbohidrat yang bisa memicu jerawat bila dimakan berlebihan:
1. Beras putih
2. Pasta
3. Roti putih

 

-detikHealth-

%d blogger menyukai ini: