TEMBOK BESAR CINA

Ternyata beras ketan jadi rahasia kekokohan Tembok Besar Cina lho Kok bisa ya?

Salah satu daftar Tujuh Keajaiban Dunia ini sudah berdiri sejak Dinasti Ming yang berkisar antara tahun 1368-1644. Bukannya kokoh karena semen, melainkan campuran tepung ketan dan jeruk nipis menjadi campuran mortar untuk merekatkan setiap batunya. Tak hanya Tembok Besar Cina, tapi bangunan lainnya juga menggunakan bahan yang sama.

Uniknya, dengan perekat ini justru bisa tahan terhadap bencana alam, termasuk gempa bumi. Kenapa bisa begitu?

Ternyata nasi ketan mengandung jenis karbohidrat kompleks bernama amilopektin. Zat inilah yang akan mengontrol pertumbuhan kristal kalsium karbonat sehingga campurannya lebih rapat, tahan air, dan kecil penyusutannya. Oleh karena itu, bentuk bangunan pun bisa bertahan lama.

Di balik inovasinya yang luar biasa, penggunaan beras ketan ini justru menjadi kontroversial. Lantaran kaisar Ming sering menyita beras petani Cina untuk sebagai bahan mortar dan konsumsi pekerja yang membangun tembok tersebut.

Wah, gimana jadinya kalau zaman sekarang juga pakai tepung ketan untuk membangun gedung ya?

Sumber: Liputan6.com, kumparan.com, kbr.id

Iklan

DARI KRISIS MENUJU ANAK & ORANG MUDA YANG TANGGUH

Save the Children melalui program yang mendorong partisipasi anak dan orang muda dalam pengambilan keputusan terkait hal-hal yang berhubungan dengan hidup mereka, mendorong pembentukan resiliensi anak dan orang muda melalui:

– Membangun kepercayaan diri dengan bekerja sama dengan anak dan orang muda untuk mengidentifikasi kekuatan, dan sumber daya yang mereka miliki.
– Menciptakan lingkungan yang mendukung anak dan orang muda melalui komunitas CYAN, Child Campaigner dan Child Solvers.
– Melatih anak dan orang muda untuk keterampilan memecahkan masalah.
– Bersama-sama anak dan orang muda mengadvokasikan agar anak dan orang muda memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan berkontribusi di masyarakat

Oleh karena itu, Save the Children bersama KBR menyelenggarakan Webinar yang bisa juga kalian dengarkan di radio jaringan KBR dalam rangkaian “Pekan Berpihak Pada Anak 2022, Membangun Generasi Muda Iklim” dengan tema “Dari Krisis Menuju Anak dan Orang Muda yang Tangguh”.

Acara ini akan diselenggarakan pada :
Minggu 24 Juli 2022
⏰ 14.00 – 15.00 WIB

Pada Webinar ini akan menghadirkan beberapa narasumber sebagai berikut :
– Anisa – Dewan Penasihat Anak & Orang Muda (CYAN) Save the Children Indonesia
– Rasyid – Child Campaigner
– Ridwan – Child Campaigner
– Intan – Sumba Future Changemaker
– Jendri – Sumba Future Changemaker
– Ribka – Sumba Future Changemaker

Yuk ramaikan, untuk Membangun Generasi Muda Iklim!
#Radio #SuaraGratiaFM #SaveTheChildren #KBR #RadioTalk

PRESIDEN JOKOWI TEKEN UU IKN, PEMBANGUNAN IBU KOTA SEGERA DIMULAI

Joko Widodo telah resmi menandatangani Undang-undang tentang Ibu Kota Negara, dan menerbitkan di lembar negara sebagai Undang-undang Nomor 3 tahun 2022.

Dengan ditandatanganinya undang-undang tersebut, maka pemerintah resmi memulai proses pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur dengan nama Nusantara.

Tenaga Ahli di Kantor Staf Presiden Wandy Tuturoong mengatakan pemerintah rencananya akan mengeluarkan aturan turunan dari undang-undang IKN pada Maret mendatang.

Di antaranya aturan teknis seperti otorita IKN, kepala otorita hingga rencana induk IKN.

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, kemarin mengatakan pembangunan ibu kota negara baru akan melibatkan masyarakat sekitar Kalimantan Timur, terutama untuk lapangan kerja.

INDONESIA DALAM GELOMBANG KETIGA PANDEMI, BAGAIMANA MENGHADAPINYA?

Saat ini kasus COVID-19 di Indonesia meningkat pesat. Salah satu penyebab meningkatnya kasus COVID-19 adalah varian Omicron. Varian Omicron jauh lebih mudah menular dibandingkan varian Delta.

Pada 1 Februari lalu, kasus baru COVID-19 di Indonesia masih sekitar 16.000 kasus. Seminggu kemudian, jumlah kasus baru yang terinfeksi virus COVID-19 sudah berlipat menjadi 37.492 orang. Hanya dalam waktu satu minggu saja, jumlah kasus dapat meningkat dengan pesat.

Jika dibandingkan dengan varian Delta pada bulan Juni – Agustus lalu, membutuhkan waktu tiga minggu untuk melampaui kasus baru hingga 30.000 orang. Varian Omicron ini juga memiliki masa inkubasi yang lebih singkat dibandingkan varian Delta. Tahun lalu, fasilitas kesehatan di Indonesia tak cukup siap dalam menghadapi lonjakan pasien, karena tak sedikit pasien yang dirawat dalam kondisi benar-benar gawat. Sehingga tingkat kematian COVID-19 juga melonjak tinggi.

Lalu, seperti apa upaya antisipasi yang dilakukan dalam menghadapi gelombang ketiga pandemi COVID-19 ini?

BESOK kami obrolin di #RuangPublikKBR bersama:

•Prof dr Zubairi Djoerban @profesorZubairi – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
•dr Mochamad Abdul Hakam, Sp.PD – Kepala Dinas Kesehatan Semarang

Bisa didengarkan di Radio Suara Gratia 95.9FM

Tahun 2021, Insentif PPh Final UMKM Terealisasi Rp800 Miliar

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, insentif Pajak Penghasilan (PPh) final UMKM yang ditanggung pemerintah (DTP) sudah terealisasi 800 miliar Rupiah.

Nilai itu dimanfaatkan lebih dari 130 ribuan pelaku UMKM sepanjang tahun lalu. Sri Mulyani juga menjamin, Pemerintah akan terus meningkatkan pertumbuhan UMKM dengan pemberian sejumlah insentif.

“Pemerintah juga memberikan subsidi bunga bagi UMKM, baik melalui KUR maupun UMi (Ultra Mikro). Serta pemerintah memberikan program penjaminan kredit bagi UMKM. Untuk 2021, insentif PPh final UMKM yang ditanggung pemerintah telah dimanfaatkan oleh 138.635 pelaku UMKM dengan nilai Rp0,8 triliun,” ujar Sri pada Konferensi Pers KSSK Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2022, Rabu (2/2/2022).

Sri Mulyani menambahkan, jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mendapatkan subsidi bunga dari pemerintah sudah mencapai 280-an triliun Rupiah untuk 7 jutaan debitur UMKM.

Pemerintah juga mengklaim sudah memberikan subsidi bunga non-KUR kepada 8 jutaan pelaku UMKM.

Sumber : KBR

TOLAK STIGMANYA,BUKAN ORANGNYA!

Dunia memperingati Hari Kusta setiap minggu terakhir di bulan Januari.

Hari Kusta Sedunia (HKS) menjadi momentum yang baik untuk mengingatkan semua pihak bahwa kusta yang merupakan penyakit kuno ternyara masih ada di Indonesia dan makin terabaikan.

Di Indonesia, penemuan kasus baru kusta cenderung stagnan dalam 10 tahun terakhir, yakni ada sekitar 16.000 – 18.000 orang.

Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus kusta tertinggi ketiga di dunia. Ketidaktahuan masyarakat tentang gejala kusta membuat mereka abai dan kurang waspada. Terlebih dengan stigma yang terus ada tentang penyakit ini, menyebabkan banyak orang dengan gejala kusta menjadi enggan memeriksakan dirinya.

Akibatnya penularan kusta terus terjadi dan kasus disabilitas kusta masih tinggi.

Nah, bagiamana menghapus stigma dan diskriminasi kusta?

Sejauh mana stigma dapat berdampak pada kehidupan orang dengan kusta?

Bagaimana pengalaman pribadi yang pernah dirasakan orang dengan kusta (OYPMK) mengenai stigma yang ada?

Seberapa besar pengaruhnya hal ini terhadap upaya penanggulangan kusta di Indonesia?

HARI INI  kami obrolin di #RuangPublikKBR bersama:
-dr Astri Ferdiana (Technical Advisor @NLRIndonesia)

– Al Qadri (Orang yang Pernah Mengalami Kusta/ Wakil Ketua Perhimpunan Mandiri Kusta Nasional)

Bisa dengarkan di radio jaringan KBR di Nusantara.

Streaming: http://www.suaragratiafm.com/streaming

LIVE YouTube: Berita KBR

#KBR #Radio #Talkshow #Kusta  #suaragratiafm #radiocirebon

YUK, CEGAH BANJIR

Musim hujan tlah tiba dari akhir tahun lalu. Beberapa daerah sudah mengalami banjir besar.
Di Jayapura, Papua, 8 orang tewas dan 8 ribu jiwa mengungsi.

Di Kalimantan Selatan, banjir merendam 2 ribuan rumah dan membuat ribuan warga di 3 kecamatan mengungsi.

Di Jember, Jawa Timur, banjir menyebabkan tiga orang meninggal dan 1.500-an jiwa terdampak. Sementara di Aceh, banjir menyebabkan 30-an tanggul sungai jebol dan 32 ribuan warga mengungsi.

Kementerian Sosial mengklaim menyiapkan lumbung sosial sebagai cadangan kebutuhan dasar bagi korban bencana di sejumlah daerah di Indonesia.

Penyebab banjir beragam. Bisa disebabkan oleh alam dan juga manusia. Curah hujan tinggi, adalah penyebab dari faktor alam. 

Nah, yang disebabkan oleh manusia lebih banyak lagi nih faktornya. Mulai dari minimnya Daerah Resapan Air karena banyak dibuangn gedung, mall dll.

Belum lagi ada penyumbatan Selokan atau aliran sungai akibat buang sampah sembarangan, penebangan pohon, yang membuat hutan jadi gundul serta penurunan luasan hutan.

Mari kita jaga alam dan lingkungan sekitar.

Sumber : https://www.instagram.com/kbr.id/p/CYquAGYLyrQ/?utm_medium=copy_link

%d blogger menyukai ini: